Hybrid Learning: Pendidikan Tanpa Batas Ruang dan WaktuÂ
Hybrid Learning: Pendidikan Tanpa Batas Ruang dan Waktu
(UIKA-12/01/23) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ibn Khaldun Bogor (UIKA) Bogor melakukan Diskusi Hybrid Learning diruang FKIP UIKA Bogor pada Senin, 9 Januari 2023.
Perkembangan teknologi di era 21st century ini telah banyak menimbulkan pergeseran tata tingkah laku manusia, baik dalam kehidupan sosial, pendidikan, perekonomian, hingga lingkup yang paling dekat dengan kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi dapat menimbulkan berbagai reaksi sebagai respon yang timbulkan terhadap aksi yang diberikan. Respon tersebut dapat berupa respon yang positif maupun negatif. Namun, terlepas dari respon awal yang diberikan, sebagai manusia yang bersosialisasi, kondisi tersebut tidaklah dapat ditolak. Sehingga, timbul berbagai usaha-usaha dan penyesuaian yang dirasa perlu dilakukan untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Dalam usahanya untuk beradaptasi, dunia pendidikan pun melakukan berbagai inovasi terbarukan agar dapat bertahan dan terus berelaborasi untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik. Bentuk inovasi pendidikan yang diintegrasikan dengan teknologi sangat berdampak positif kepada peningkatan kualitas pembelajaran, terlebih saat pandemi covid-19 yang di mana menyebabkan pembelajaran secara tatap muka tidak dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Salah satu bentuk inovasi yang secara nyata dapat membantu untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan diselenggarakannya Hybrid Learning.
Selama ini kita melakukan kegiatan pembelajaran dengan seting ruang dan waktu yang bersamaan antara pendidik dan peserta didik. Kondisi belajar tersebut dapat kita artikan sebagai seting belajar secara synchronus. Kegiatan belajar secara synchronus dapat dilakukan secara live synchronus learning/ face to face ataupun secara virtual Synchronus Learning melalui platform audio/video/web conference. Selain seting belajar synchronus, adapun kondisi belajar yang dilakukan secara asynchronus yaitu kegiatan pembelajaran dengan setting ruang dan waktu yang berbeda antara pendidik dan peserta didik. Pembelajaran secara asynchronus tersebut dapat dilakukan dengan self-directed asynchronus learning yaitu dengan mempelajari materi objek secara mandiri dan Collaborative Asynchronus Learning dengan melakukan chatt, diskusi hingga penilaian terpadu.
Lalu, apakah yang dimaksud dengan Hybrid learning? Apakah termasuk kedalam seting belajar synchronus atau asynchronus?
“Hybrid Learning itu sendiri sesuai dengan yang disampaikan oleh Chameruman pada tahun 2021 mepakan suatu usaha yang dilakukan dengan mengkombinasikan strategi terbaik (Sinkronus dan asinkronus) untuk menghasilkan hasil belajar terbaik” - Ungkap Mita Septiani saat di wawancara
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa Hybrid learning merupakan kegiatan pembelajaran yang mencari kombinasi belajar synchronus dengan asynchronus terbaik untuk mencapai hasil belajar terbaik pula.
Menemukan kombinasi terbaik antara dua seting belajar tersebut tentu bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Terlebih jika dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai perangkat yang mumpuni dan operator yang mumpuni pula dapat menimbulkan kendala beajar yang signifikan. Sehingga perlu dilakukan berbagai siasat dan persiapan yang matang untuk tercapainya kegiatan hybrib learning yang berkualitas.
Untuk memaksimalkan hal tersebut, terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan oleh penyelengga hybrid learning seperti yang disampaikan oleh Mita Septiani sebagai berikut;
“Terdapat beberapa kunci sukses yang dapat dilakukan oleh para penyelengggara hybrid learning, yaitu: pertama, dengan melakukan live event, meskipun pendidik dan peserta didik tidak di satu rungan yang sama, namun pembelajaran dapat di lakukan dengan menggunakan perangkat web conference; kedua, dengan self-paced learning, yang berarti kegiatan pembelajaran perlu memotivasi peserta didik untuk belajar secara mandiri di mana saja secara daring; ketiga, collaboration, perlu adanya kolaborasi yang baik antara pendidik dan peserta didik; keempat, assesment, yaitu pendidik perlu menemukan formula penilaian yang tepat untuk dapat mengkombinasikan pembelajaran daring dan luring agar dapat berjalan secara efektif; dan kelima, perfoemance support Materials, yaitu dengan menyiapkan bahan pembelajaran yanng dapat dilakukan secara daring maupun luring.” Tutup Mita Septiani
Perubahan pembelajaran dari synchronus ke dalam kombinasi synchronus dan asynchronus tentu bukanlah hal yang mudah dilakukan. Perlu ada komitmen yang kuat baik dalam diri pendidik maupun peserta didik dan didukung dengan perangkat dan bahan pembelajaran yang mumpuni.